Thursday, March 12, 2009

freedom writter -kekompakan kelas dan tragedi antar ras-

gara-gara Pak Arif ngomongin tentang kehidupan sebuah kelas, tiba-tiba gue inget ama film bagus yang berjudul The Freedom Writer (kalo gak salah tulisannya kayak gitu) and main starring is Hillary Swank.
kurang lebih gni ulasannya:

guru bahasa inggris yang baru, Erin Gruwell yang ditempatkan mengajar kelas yang penuh sekat.ada geng Negro, geng Amerika Latin, geng Kamboja, dan geng Asia. Setiap geng saling membenci satu sama lain, lingkungan mereka dipenuhi dengan baku tembak antar geng. Erin datang ke Long Beach untuk mengajar, dan dia mendapatkan kelas yang merupakan bagian dari program untuk membaurkan remaja antar golongan ini. Tetapi keadaan di kelas benar-benar penuh dengan kebencian, dan mereka pun duduk saling berkelompok sesuai dengan golongannya. Bahkan Ben sebagai satu-satunya siswa kulit putih menjadi terkucilkan.

Lalu Erin mencoba melenturkan gaya mengajar bahasa dan sastra. suatu hari dia coba pake salah satu lagu rap di kelas, trus murid-murid ditugaskan nyari harmonisasi kata. muridnya (yang dominan kulit hitam) langsung ngatain Erin yang dianggap sok.

Akhirnya,pas mereka lagi lempar-lemparan kertas, kertasnya jatuh di dekat kaki Erin yang lagi nulis di papan tulis. pas dibuka, itu isinya menghina siswa. Erin murkaa. Erin marah di kelas itu. Suasana kelas yang tadinya ribut jadi reda.

Salah satu siswa latin bernama Eva akhirnya maju menentang Erin
"Kau tidak tahu bagaimana kehidupan kami. Orang-orang putih menembaki kami. KAmi kehilangan, dan kau hanya guru. Kau putih. Aku benci kulit putih."

kalimat pemberontakan Eva itu membuat Erin tercengang. ia tidak menyangka kehidupan baku tembak itu membekas ke remaja-remaja ini sebegitu dalem. "Ben, you felt uncomfort?" akhirnya Erin bertanya ke BEn. "Yeah, i wanna out." jawab ben setengah menangis.

hari itu mengubah semuanya. Erin membagikan buku tulis bersampul hitam untuk murid-muridnya. Sistemnya mereka bisa menuliskan apa saja di buku itu. dan jika mereka ingin Erin membacanya, letakkan di lemari sepulang sekolah.

hasil diluar dugaan, semua buku tersusun di lemari begitu pulang sekolah. isi buku rata-rata sama, tentang kegelisahan dan ketidaknyamanan,lalu masalah dengan orangtua. salah satu anak dibenci ibunya, Eva dipaksa berbohong untuk kebebasan bapaknya demi nama ras nya, dsb. Erin mengerti bahwa ini semua adalah penyebab mereka tidak mau belajar.

Akhirnya Erin mencari cara agar mereka bisa membaca buku tentang Anna Frank yang bisa bertahan di zaman Nazi. karena atasan Erin gamau bantuin (si nenek pelit maksud gue) akhirnya dia kerja di restoran, part time. tujuan lain Erin mengambil part time adalah supaya kelasnya bisa bersatu,dengan mengadakan makan malam bersama di restoran tsb dengan mengundang korban-korban selamat jaman Nazi. udah bisa dibeli,semua murid disuruh baca. terus udah berapa minggu, kelas udah sepi, Eva yang udah selesai baca nyamperin Erin, dia gasuka ending nya. dia protes lagi ke Erin. "Why you ask me to read this book? she's died and who is Miep Gies? I hate you"

terus temennya Marcus, masih ada di kelas bilang. "I think Miep Gies is hero. She saved Anna frank's family." Eva pun sepertinya berpikiran sama, lalu MArcus mencetuskan ide, "kita panggil saja Mip Gies kesini"

Besoknya kelas penuh dengan rancangan ide-ide murid. mereka mengumpulkan biaya untuk bisa memanggil Mip Gies ke sekolah, karena sekolah tidak mau bayarin. Si nenek tua itu pun makin kesel sama Erin (lagian pelit sih lo). Ditempuh dengan cara jualan makanan, dance party, dll. akhirnya mereka bisa bertemu langsung dengan Mip Gies, salah satu wujud keberhasilan pertama mereka setelah bersatu.

Lalu masalah lain datang. Ini mendekati ujung tahun ajaran, dan kelas harus berpisah dengan Erin. "Kita tidak bisa menerima guru lain,mereka akan membiarkan kami. Kita keluarga."

lali..apa yang terjadi? nonton aja ya...kalo dibocorin ga seru.

maaf kalau ulasannya kurang bagus, thanks for read :)

(source: The Freedon Writers (HBO), dan penganyam kata)

No comments:

Post a Comment